Sindiran yang Berharga

November 27, 2014

“tidak penting untuk saat ini memikirkan udah punya pacar belum?siapa pacarmu?atau masih setia dengan status single? Bagiku saat ini yang terpenting adalah bagaimana aku bisa membuat orang tuaku bahagia dan aku harus mengejar cita-citaku sampai orang tuaku bangga terhadapku”

Pagi ini aku menyesali kegagalanku, lagi-lagi bapak menyindirku “bapak kok gak pernah lihat kamu pake almamater kampus?” katanya  begitu. “dikampus gak ada yang pake almamater pak, Coba bapak sekali-kali main ke kampusku lihat keadaan disana. Hanya anak anak BEM yang pake itu pun jarang kalau ada event event tertentu aja, “jawabku”. “itu balik lagi sama dosennya, mungkin dosennya mencontohkan yang baik dan membanggakan kampusnya pasti banyak yang pake almamaternya, misalnya anak UI ITB UGM mereka bangga banget pasti kalo pake almamater. “jawab bapak”. Aku: “…………….(sedih, secara gak langsung mungkin ini tamparan untukku. Aku masih gagal rasanya aku jauh dari pintar. Aku belum bisa membuat orang tua bahagia apalagi bangga)”. Aku  sering membayangkan rasanya jikalau menjadi mahasiswa dari salah satu universitas negeri pasti orang tuaku sangat bangga. apalagi saat membayangkan memakai almamaternya pastilah sungguh senang. Ah sudahlah mungkin belum rezeki kuliah disana. Tapi apa satu satunya cara untuk membahagiakan orang tua adalah salah satunya menjadi mahasiswa kampus negeri? Apa kampus swasta itu rendah? Lalu apa gunanya kampus swasta jika seluruh anak anak di Indonesia masuk ke universitas negeri? Kadang suka denger cerita dari teman-teman bapak yang anaknya sukses masuk universitas negeri. Kadang juga denger cerita bapak yang atasan atasannya itu semua kalo gak dari UI UGM pasti ITB. Belum lagi cerita tentang kalo masuk pabrik bapak itu susah mereka hanya menyeleksi dari universitas negeri saja. Apalagi kata bapak kalo bisa kuliah ku ini lanjut sampai S2 dan S3 kalo bisa… dan pertanyaannya apa aku harus menyusahkan orang tua lagi dengan aku kuliah S2 apalagi aku masih memiliki 2 orang adik dan masih membutuhkan biaya untuk sekolah. Betapa egoisnya aku jika memaksa sekolah S2 dengan menyusahkan orang tuaku lagi. Dari semua ini aku menjadikan pecutan untukku untuk lebih baik lagi semangat lagi. Dan berani membuktikan kepada kedua orang tua kalo aku akan menjadi anak yang membanggakan orang tua dan aku pastikan aku akan melanjutkan kuliah S2 ku tetapi dengan tidak menyusahkan orang tuaku. Apalagi yang bisa ku andalkan selain beasiswa. 

Teruntuk bapak dan ibu. Pak, Bu, maafkan anakmu ini yang masih berproses menjadi anak yang dapat menjadi contoh yang baik bagi adik adiknya dan masih berproses menjadi anak yang nantinya bisa membanggakan bapak dan ibu. Pak,Bu, doakan aku selalu, doakan aku disetiap sujud bapak dan ibu. Doakanku kelak menjadi anak yang sukses,kelak menjadi anak yang bermanfaat bagi orang lain, kelak menjadi anak yang sholehah yang selalu mendoakan bapak dan ibunya di setiap sujudnya, Pak,Bu doakan ku supaya bisa sekolah S2 dengan beasiswa, dan doakan anakmu ini agar tercapai cita citanya..

You Might Also Like

0 komentar