“tidak
penting untuk saat ini memikirkan udah punya pacar belum?siapa pacarmu?atau masih
setia dengan status single? Bagiku saat ini yang terpenting adalah bagaimana
aku bisa membuat orang tuaku bahagia dan aku harus mengejar cita-citaku sampai
orang tuaku bangga terhadapku”
Pagi ini aku menyesali kegagalanku, lagi-lagi bapak
menyindirku “bapak kok gak pernah lihat kamu pake almamater kampus?”
katanya begitu. “dikampus gak ada yang
pake almamater pak, Coba bapak sekali-kali main ke kampusku lihat keadaan disana.
Hanya anak anak BEM yang pake itu pun jarang kalau ada event event tertentu
aja, “jawabku”. “itu balik lagi sama dosennya, mungkin dosennya mencontohkan
yang baik dan membanggakan kampusnya pasti banyak yang pake almamaternya,
misalnya anak UI ITB UGM mereka bangga banget pasti kalo pake almamater. “jawab
bapak”. Aku: “…………….(sedih, secara gak langsung mungkin ini tamparan untukku.
Aku masih gagal rasanya aku jauh dari pintar. Aku belum bisa membuat orang tua
bahagia apalagi bangga)”. Aku sering
membayangkan rasanya jikalau menjadi mahasiswa dari salah satu universitas
negeri pasti orang tuaku sangat bangga. apalagi saat membayangkan memakai
almamaternya pastilah sungguh senang. Ah sudahlah mungkin belum rezeki kuliah
disana. Tapi apa satu satunya cara untuk membahagiakan orang tua adalah salah
satunya menjadi mahasiswa kampus negeri? Apa kampus swasta itu rendah? Lalu apa
gunanya kampus swasta jika seluruh anak anak di Indonesia masuk ke universitas
negeri? Kadang suka denger cerita dari teman-teman bapak yang anaknya sukses
masuk universitas negeri. Kadang juga denger cerita bapak yang atasan atasannya
itu semua kalo gak dari UI UGM pasti ITB. Belum lagi cerita tentang kalo masuk
pabrik bapak itu susah mereka hanya menyeleksi dari universitas negeri saja. Apalagi
kata bapak kalo bisa kuliah ku ini lanjut sampai S2 dan S3 kalo bisa… dan
pertanyaannya apa aku harus menyusahkan orang tua lagi dengan aku kuliah S2
apalagi aku masih memiliki 2 orang adik dan masih membutuhkan biaya untuk
sekolah. Betapa egoisnya aku jika memaksa sekolah S2 dengan menyusahkan orang
tuaku lagi. Dari semua ini aku menjadikan pecutan untukku untuk lebih baik lagi
semangat lagi. Dan berani membuktikan kepada kedua orang tua kalo aku akan
menjadi anak yang membanggakan orang tua dan aku pastikan aku akan melanjutkan
kuliah S2 ku tetapi dengan tidak menyusahkan orang tuaku. Apalagi yang bisa ku
andalkan selain beasiswa.
Teruntuk bapak dan ibu. Pak, Bu, maafkan anakmu ini yang
masih berproses menjadi anak yang dapat menjadi contoh yang baik bagi adik
adiknya dan masih berproses menjadi anak yang nantinya bisa membanggakan bapak
dan ibu. Pak,Bu, doakan aku selalu, doakan aku disetiap sujud bapak dan ibu. Doakanku
kelak menjadi anak yang sukses,kelak menjadi anak yang bermanfaat bagi orang
lain, kelak menjadi anak yang sholehah yang selalu mendoakan bapak dan ibunya
di setiap sujudnya, Pak,Bu doakan ku supaya bisa sekolah S2 dengan beasiswa, dan
doakan anakmu ini agar tercapai cita citanya..